Apa Itu Bootstrapping pada Startup? Ini Pengertiannya

Apr 23, 2023
Comprehending a company's IPO, its objectives, and its terms (source: Freepik).

Mengembangkan startup dengan pembiayaan dari investor atau pendanaan berbagai seri dari venture capital sudah biasa, tetapi ternyata ada cara lain, yaitu bootstrapping. Berkebalikan dengan pendanaan investor, bootstrapping hanya mengandalkan sumber daya dari pihak startup sendiri.

Terlihat sangat berat, ya, mengembangkan startup hanya dengan modal sendiri ditambah pendapatan startup. Namun, sebenarnya metode ini juga memiliki sejumlah kelebihan.

Ingin tahu lebih lanjut? Simak artikel ini sampai selesai, ya!

Apa Itu Bootstrapping pada startup?

Pertama-tama, kita perlu memahami definisi bootstrapping pada startup terlebih dahulu. Istilah bootstrapping sebenarnya digunakan dalam dua bidang, yaitu startup dan website.

Yang dibahas dalam artikel ini adalah bootstrapping dalam konteks pengembangan startup. Bootstrapping adalah metode pengembangan startup dengan hanya mengandalkan kekuatan atau sumber daya sendiri yang tersedia.

Artinya, startup tersebut dikembangkan hanya dengan modal seadanya dari tabungan atau simpanan sendiri.

Startup dicoba dipertahankan dengan mengandalkan pendapatan dalam usaha yang dijalankan. Pada intinya, bootstrapping merupakan proses membangun bisnis tanpa mencari modal dari investor atau pihak eksternal.

Cara ini biasanya dipilih karena pemilik startup tidak ingin berbagi ekuitas atau meminjam uang dalam jumlah besar dari bank.

Lalu, dari mana dana bisnis yang menggunakan bootstrapping berasal? Bisnis bergantung pada sumber pembiayaan internal, kartu kredit, hipotek, dan pinjaman yang besarnya jelas jauh lebih terbatas jika dibandingkan pendanaan dari investor.

Baca Juga: Tahapan Pendanaan Startup: Dijelaskan dari Awal hingga IPO

Tujuan dan Fungsi Bootstrapping

Ilustrasi bootstrapping startup

Ilustrasi bootstrapping startup (sumber: Freepik).

Setelah memahami arti dari bootstrapping, selanjutnya pelaku usaha juga perlu mengetahui apa tujuan dan fungsinya. Berikut beberapa tujuan dan fungsi bootstrapping:

1. Menjaga idealisme pendiri startup

Dengan modal yang berasal dari kantong sendiri, pendiri startup tidak perlu repot-repot berkompromi dengan pihak lain (misalnya investor startup) dalam berbagai hal. Semua hanya perlu disesuaikan dengan idealismenya sendiri.

2. Lebih fleksibel

Fleksibel dalam hal ini berarti jika suatu saat pendiri startup ingin mengubah haluan bisnis di tengah jalan, akan lebih mudah dilakukan jika dibandingkan saat startup didanai investor. Fleksibilitas inilah yang menjadi alasan para pendiri startup yang melakukan bootstrapping.

3. Fokus pada produk

Persaingan startup yang melakukan bootstrapping dengan startup yang lebih besar dan didanai investor pasti terjadi. Oleh karena itu, biasanya startup yang bootstrapping akan lebih fokus mengembangkan produk supaya bisa mengungguli kompetitor.

Sementara itu, startup besar justru mengalami sebaliknya, bisa jadi mereka sudah tidak fokus di produk melainkan ekspansi ke pasar yang lebih luas.

Tahapan Bootstrapping

Bagi pendiri startup yang ingin mengandalkan bootstrapping sebagai metode pengembangan bisnis, pahami terlebih dahulu tahapan bootstrapping berikut ini.

1. Tahap pemula

Pada tahap awal, bootstrapping biasanya dimulai dengan menggunakan sejumlah uang simpanan atau pinjaman atau investasi yang berasal dari teman/kerabat/rekan kerja yang cukup dekat. Dalam hal ini, pendiri startup bisa saja masih melakoni pekerjaan seperti biasa sambil memulai bisnis.

2. Tahap yang didanai pelanggan

Ketika bisnis sudah mulai berkembang, pelanggan atau klien pun mulai bertambah dan menetap. Dana yang berasal dari pelanggan atau klien pun dapat digunakan untuk menjaga keberlangsungan bisnis, sehingga dapat tetap beroperasi dan bertumbuh.

3. Tahap kredit

Terakhir, tahap kredit adalah saat di mana pemilik bisnis mulai mengambil pinjaman untuk tambahan modal usaha. Biasanya, hal ini dilakukan saat bisnis berniat untuk melakukan ekspansi. Modal usaha yang didapatkan dari kredit pun digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari penambahan staf, meningkatkan kualitas alat produksi, dan lain-lain.

Baca Juga: Seed Funding dan Cara Mendapatkan Investor untuk Perusahaan Startup

Kelebihan dan Kekurangan Bootstrapping

Ilustrasi bootstrapping startup

Ilustrasi bootstrapping startup (sumber: Freepik).

Setiap metode pastinya memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri, tak terkecuali bootstrapping. Sebelum memutuskan untuk bootstrapping, ketahui dulu kelebihan dan kekurangannya berikut ini!

Kelebihan Bootstrapping

Berikut ini kelebihan bootstrapping:

1. Hanya uang sendiri yang dipertaruhkan

Sembari menjalankan bisnisnya, pelaku usaha bisa mendapatkan banyak pengalaman. Jika usahanya gagal, ia tidak perlu membayar atau melunasi pinjaman ke pihak lain.

Namun, jika berhasil, pemilik usaha dapat menghemat modal dan bisa juga menarik investor Dengan begitu, bisnisnya pun berpeluang untuk semakin naik level.

2. Memicu kreativitas pebisnis

Pemilik bisnis yang kekurangan pendanaan di awal tentunya akan mencari cara yang tidak biasa untuk memecahkan masalah dan mencari jalan keluar. Mereka harus melakukan berbagai cara untuk menawarkan produknya di pasaran, dan mempertahankan bisnisnya. Artinya, metode bootstrapping mengajarkan pelaku usaha untuk menjadi lebih kreatif selagi belum mendapatkan suntikan dana yang besar.

3. Independen dari opini investor

Berbeda dengan startup yang didanai investor, startup yang biayanya berasal dari bootstrapping bisa diputuskan arahnya oleh pemilik usaha saja tanpa memikirkan opini investor.

Semua keputusan bisa diambil sendiri tanpa campur tangan banyak pihak, sehingga pelaku usaha mampu menciptakan sesuatu yang unik, mewujudkan impian, menguji kekuatan, dan menerapkan kebijakan tanpa instruksi investor.

Kekurangan Bootstrapping

Berikut ini kekurangan bootstrapping:

1. Pertumbuhan terhambat

Pertumbuhan bisnis bisa terhambat ketika misalnya permintaan produk melebihi kapasitas produksi perusahaan. Sementara itu, di sisi lain, belum ada dana yang memadai untuk meningkatkan kapasitas produksi.

2. Risiko ditanggung sendiri

Jika mengalami kerugian, pengusaha mau tidak mau menanggung segala risikonya sendiri. Sementara jika disokong investor, kerugian ditanggung bersama.

3. Modal terbatas

Seperti yang sudah dijelaskan di awal, bootstrapping adalah metode pengembangan bisnis tanpa melibatkan investor. Secara otomatis, modal yang digunakan jauh lebih terbatas jika dibandingkan dengan bisnis yang mengandalkan modal dari investor.

Baca Juga: Metode Lean Startup: Prinsip dan Tujuannya untuk Bisnis

Cara Melakukan Bootstrapping untuk Startup

Terakhir, bagi calon pendiri startup yang ingin melakukan bootstrapping, perhatikan beberapa langkah berikut ini sebelum eksekusi :

1. Cari mentor

Untuk bisa melakukan bootstrapping dengan sukses, pendiri startup harus mau belajar kepada mentor yang sudah berdedikasi dan berpengalaman di bidangnya. Mentor akan membantu memperluas sudut pandang dan cara berpikir, bahkan juga memberikan tips dan trik sebelum melakukan bootstrapping.

2. Susun rencana bisnis

Jangan hanya membuat rencana di pikiran, tetapi tuliskan juga dalam bentuk proposal bisnis. Dengan begitu, akan terlihat seberapa layaknya bisnis tersebut. Jangan lupa sediakan rencana cadangan jika kelak bisnis tak berjalan seperti yang diharapkan.

3. Fokus pada operasional perusahaan

Ketika masih melakukan bootstrapping, maka pendiri startup sangat perlu membatasi fokus pada hal-hal penting, seperti produk, marketing, staf, dan akuntansi. Hal-hal lain bisa menyusul jika dibutuhkan dan jika sudah ada dana tambahan yang masuk.

4. Cari alternatif pendanaan

Bisnis baru berisiko untuk mengalami kerugian di awal pendiriannya. Oleh karena itu, harus disiapkan alternatif pendanaan, misalnya dari pinjaman khusus bisnis kecil.

Jangan sampai bisnis mandek di tengah jalan karena kurangnya antisipasi.

5. Bentuk tim yang solid dan berkualitas

Kesamaan visi misi dalam tim sangat berpengaruh terhadap keberlanjutan bisnis. Oleh karena itu, pastikan untuk selalu merekrut orang-orang dengan visi misi yang sama dengan perusahaan.

Jangan ragu untuk merekrut talenta berkualitas agar hasil yang didapat pun tidak mengecewakan.

Nah, itu dia sedikit tentang bootstrapping dari pengertian sampai cara melakukannya. Ingat, sebelum memutuskan untuk bootstrapping, pastikan dananya sudah ada, termasuk dana cadangan agar bisnis tidak berhenti di tengah jalan.