10 Skill yang Dibutuhkan untuk Menjadi Founder Startup

Mar 14, 2023
What is Co-Founder? The Definition and The Responsibilities

Menjadi founder startup bukan hal yang mudah. Ada berbagai skill yang perlu dimiliki untuk bisa mendirikan startup dan mengembangkannya.

Yup, founder bukan hanya mendirikan, tetapi juga menjaga keberlangsungan startup sampai bisa berkembang. Kesuksesan founder dinilai salah satunya dari perkembangan startup yang didirikannya. Misalnya, ketika startup berhasil melantai di bursa saham atau juga yang disebut dengan IPO.

Founder juga harus membentuk tim yang solid di awal pendirian startup supaya bisa bertahan lama dan tidak bubar di tengah jalan. Tim yang saling melengkapi skill satu sama lain akan mudah mencari solusi ketika menghadapi tantangan bahkan hambatan.

Penasaran apa saja skill yang dibutuhkan untuk menjadi founder startup? Simak di bawah ini!

Baca Juga: Pengertian Founder Startup dan Perannya dalam Perusahaan

1. Berpikiran terbuka

Perubahan adalah keniscayaan dalam dunia teknologi dan era digital seperti saat ini. Startup sendiri identik dengan teknologi digital.

Maka, artinya startup akan selalu menghadapi perubahan-perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan bisa terjadi pada industrinya sendiri atau disebabkan oleh faktor eksternal, seperti misalnya krisis ekonomi, pandemi, dan perubahan pasar serta perubahan selera konsumen.

Untuk menghadapi perubahan dan situasi yang tidak menentu, seorang founder harus selalu berpikiran terbuka sehingga dapat selalu menemukan celah di setiap masalah serta berpatokan ke solusi. Seorang founder yang berpikiran terbuka juga akan lebih mudah menerima perubahan dan kritik serta saran.

Berpikiran terbuka juga menuntun founder untuk bersikap lebih fleksibel sehingga tidak takut mengubah cara menggapai tujuan.

2. Kepemimpinan

10 Skill yang Dibutuhkan untuk Menjadi Founder Startup

Skill yang Dibutuhkan untuk Menjadi Founder Startup (sumber: freepik)

skill selanjutnya yang wajib dimiliki founder startup adalah kepemimpinan. Founder tidak bisa membangun startup seorang diri. Ia membutuhkan beberapa orang untuk tim pertama.

Jika tidak bisa memimpin, tim yang dibentuk tidak akan bisa solid dan saling mendukung. Justru sebaliknya, tim bisa bubar di tengah jalan atau gagal bekerja sama sehingga cita-cita membangun startup pun harus kandas.

Selain untuk membentuk tim di awal, skill kepemimpinan juga dibutuhkan seorang founder saat startup-nya mulai berkembang. Di sini, timnya akan terus bertambah. Bukan hanya founder, co-founder, dan sederet pimpinan, melainkan juga para karyawan.

Baca juga: Kelebihan Gaya Kepemimpinan Transformasional pada Startup

Memiliki banyak karyawan dari bermacam-macam latar belakang bukan hal yang mudah dan founder harus bisa mengajak mereka mengejar satu tujuan, yaitu visi perusahaan. Founder juga harus bijaksana dalam memimpin, bukan hanya menyuruh bawahan tetapi membimbing untuk berjalan bersama.

Untuk menjadi founder startup yang memiliki skill kepemimpinan baik, Anda bisa mulai dengan merangkul orang-orang di sekitar.

Dengan skill kepemimpinan seorang founder dapat mengidentifikasi orang-orang seperti apa yang dibutuhkan oleh tim untuk mendirikan dan mengembangkan startup.

Baca Juga: Ini Perbedaan CEO dan Direktur dalam Perusahaan Startup

3. Decision making

Masih berhubungan dengan dunia yang begitu cepat berubah, skill decision making sangat dibutuhkan karena akan ada waktu di mana seorang founder dihadapkan pada dua atau lebih pilihan yang sulit.

Jika tidak segera memutuskan dengan cepat dan tepat, kesempatan bagus bisa hilang begitu saja. Karena itulah, penting bagi founder untuk belajar memutuskan sesuatu dengan mempertimbangkan informasi yang didapatkan secepat mungkin, tetapi juga dengan menimbang risiko dan konsekuensi yang timbul setelahnya.

Keputusan founder sangat menentukan langkah dan kesuksesan startup ke depannya.

4. Kreativitas

Saat ini semua orang yang memiliki bisnis selalu berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik, terdepan, terunik, dan ter-segalanya. Artinya, harus ada nilai tambah yang dihasilkan dari setiap produk atau jasa yang disediakan oleh startup.

Seorang founder harus bisa melihat di mana celah untuk berkreasi, berinovasi dalam setiap produk, jasa, maupun layanan dari perusahaannya. Skill kreativitas juga dapat dilatih terus secara konsisten agar tidak mandek begitu saja.

Tanpa kreativitas, seorang founder mudah dikalahkan oleh kompetitor yang lebih unik dan inovatif.

5. Komunikasi

Komunikasi juga skill yang wajib dikuasai oleh seorang founder. Ia harus bisa menyampaikan maksud dengan jelas baik di ranah internal maupun eksternal perusahaan.

Bukan hanya soal menyampaikan maksud, komunikasi yang baik juga berarti seseorang dapat menempatkan diri. Bagaimana berbicara dengan sesama founder, dengan direktur, manajer, sampai satpam, semuanya pasti berbeda.

Founder dengan skill komunikasi yang baik akan bisa “nyambung” dengan semua orang yang diajak bicara. Artinya, skill ini sangat penting untuk menjalin relasi, baik dengan karyawan sendiri maupun pihak lain, termasuk perusahaan yang bisa diajak berkolaborasi.

Dengan skill komunikasi yang baik pula, seorang founder akan dapat membangun jaringan profesional yang sangat berguna untuk kariernya serta pertumbuhan startup-nya.

Baca Juga: Berbagai Posisi Penting dalam Struktur Organisasi Startup

6. Manajemen

Founder juga harus menguasai skill manajerial. Skill ini pada dasarnya berarti founder bisa mengelola berbagai hal yang berkaitan dengan perusahaan. Misalnya, keuangan, organisasi, risiko bisnis, dan yang paling mendasar tentu saja adalah waktu.

Peribahasa waktu adalah uang jelas sangat berlaku di dunia startup. Karena itu, founder juga harus bisa mulai mengelola waktu semaksimal mungkin. Jangan sampai ada waktu yang terbuang untuk hal yang sia-sia. Namun, di sisi lain juga harus ingat kapan saatnya berhenti dan beristirahat.

Dalam mendirikan dan mengembangkan startup, manajemen waktu dan uang sangat penting untuk dimaksimalkan jika ingin bertumbuh dengan cepat.

Lebih jauh lagi, seorang founder juga harus memiliki skill manajemen sumber daya manusia. Hal ini dibutuhkan untuk menciptakan kultur perusahaan yang baik bagi karyawannya. Simak tips manajemen karyawan dan kultur perusahaan di ASEAN’s Growth & Scale Talent Playbook.

7. Pemahaman tentang SEO/Digital Marketing

Jika sebelumnya skill yang disebutkan lebih mengarah ke soft skill, maka yang satu ini merupakan hard skill atau bisa juga disebut kemampuan teknis. Siapa saja yang terjun ke dunia digital sebaiknya menguasai Search Engine Optimization (SEO) untuk memperlancar penjualan.

SEO pada dasarnya merupakan ilmu mengenai optimisasi kata kunci di mesin pencari, seperti meta tags, alt tags, gambar, hingga penempatan kata kunci yang tepat dalam kalimat. Dengan menguasai SEO, produk atau jasa yang dihasilkan dapat muncul di halaman pertama mesin pencari sehingga kemungkinan untuk dibeli pun lebih besar.

Meskipun banyak orang yang khusus direkrut untuk memaksimalkan SEO, akan lebih baik jika founder juga memahami, setidaknya di tingkat dasar. Bagi founder startup yang pendanaannya masih terbatas, skill ini dapat membantu jika belum siap merekrut karyawan khusus untuk SEO.

8. Menciptakan Automation System

10 Skill yang Dibutuhkan untuk Menjadi Founder Startup (sumber: freepik)

Skill yang Dibutuhkan untuk Menjadi Founder Startup (sumber: freepik)

Sebuah sistem yang diotomatisasi akan menciptakan kemudahan dalam berbisnis. Karena itu, founder idealnya juga bisa menciptakan automation system sehingga bisnis bisa berjalan secara otomatis.

Contohnya, menciptakan flowchart dan proses untuk marketing automation dapat meningkatkan tingkat konversi. Founder bisa meminta kepada developer dan menyediakan framework tentang apa yang akan dilakukan.

Dengan begitu, founder bisa membuat sistem kerja dengan lebih mudah dan otomatis.

Baca Juga: 10 Pengusaha Muda Indonesia yang Sukses Berbisnis dari Nol

9. Bahasa teknis

Seringkali dalam dunia startup, ada pola komunikasi yang berbeda antara divisi IT dengan non-IT, seperti misalnya marketing. Dua divisi ini memiliki pola dan gaya serta bahasa komunikasi yang berbeda.

Untuk itu, founder harus memahami bahasa teknis agar lebih mudah berkomunikasi dengan karyawan di divisi IT yang tentunya sangat penting untuk menunjang keberlangsungan perusahaan.

Tidak harus menguasai semua, tetapi minimal tahu dasar teknis dari bisnis yang akan dijalankan. Dari sinilah founder akan mudah berkomunikasi dengan development team.

Kemampuan bahasa teknis ini akan memudahkan tim teknis dan non teknis untuk menyatukan persepsi.

10. Analisis

Kemampuan ini juga harus dimiliki seorang founder, bahkan pebisnis secara umum. Kemampuan analisis diperlukan untuk segala aspek, mulai dari dinamika tim, pendanaan, rencana bisnis, dan lain-lain.

Dengan analisis yang tepat, bisnis yang dibangun pun dapat meraup lebih banyak keuntungan.

Demikian deretan skill yang dibutuhkan seorang founder startup. Cukup banyak memang. Tidak semua founder juga memiliki skill komplit yang tersebut di atas.

Karena itulah, ada yang dinamakan co-founder yang biasanya hadir dengan skill yang saling melengkapi dengan founder. Kelemahan founder ditutup dengan kelebihan co-founder dan sebaliknya.

Gimana, apakah Anda sudah memenuhi semua skill untuk menjadi founder startup?