Pengertian Startup Decacorn dan Contoh Perusahaannya

Feb 7, 2023
Decacorn Startup

Istilah startup unicorn telah sering disebut, tapi bagaimana dengan startup decacorn? Pernah mendengar istilah ini sebelumnya? Apa bedanya startup decacorn dengan startup unicorn? Yuk, simak artikel ini sampai habis untuk mendapatkan jawabannya!

Apa itu Startup Decacorn?

Deca dalam decacorn berasal dari bahasa Yunani “deka” yang berarti sepuluh ditambah akhiran dari kata “unicorn”. Maka, startup decacorn berarti perusahaan yang memiliki nilai valuasi 10 kali lipat dari unicorn.

Nilai valuasi dari startup unicorn adalah US$1 miliar. Jadi, nilai valuasi startup decacorn adalah US$10 miliar.

Secara umum, terdapat tiga tingkatan perusahaan startup berdasarkan nilai valuasinya, yaitu unicorn, decacorn, dan hectocorn.

Startup unicorn berada di tingkatan paling rendah di antara ketiga kualifikasi di atas. Sebuah perusahaan startup dapat dikategorikan sebagai startup unicorn saat valuasinya mencapai US$1 miliar atau setara dengan Rp14,1 triliun.

Di Indonesia sudah ada banyak startup unicorn, seperti Traveloka, Tokopedia, dan juga Bukalapak.

Selanjutnya ada startup decacorn dengan nilai valuasi perusahaan senilai US$10 miliar atau setara Rp146,9 triliun. Di Indonesia, baru ada satu perusahaan startup decacorn, yaitu Gojek.

Terakhir ada startup hectocorn yang nilai valuasinya lebih besar lagi, yaitu US$100 miliar atau setara Rp1.410 triliun. Contoh startup hectocorn di tingkat global adalah Snapchat, Airbnb, dan Pinterest.

Baca Juga: Berbagai Posisi Penting dalam Struktur Organisasi Startup

Contoh Perusahaan Decacorn di Indonesia dan Asia Tenggara

Decacorn Startup

Startup Decacorn (sumber: Freepik)

Perkembangan industri startup di Indonesia begitu pesat hingga ada yang nilai valuasinya mencapai lebih dari US$10 miliar. Artinya, Indonesia sudah punya decacorn yang bersaing bukan hanya di tanah air, tetapi juga sampai ke level Asia Tenggara. Berikut contoh perusahaan decacorn di Indonesia dan Asia Tenggara.

1. Gojek

Di Indonesia, Gojek adalah perusahaan startup pertama yang berhasil meraih valuasi US$10 miliar yang secara otomatis menjadikannya startup decacorn. Mengutip katadata.co.id, valuasi startup yang bergerak di bidang transportasi ini mencapai US$10,5 miliar atau setara Rp150 triliun pada Desember 2021.

Tahun 2022, Gojek bergabung dengan Tokopedia dan berganti nama menjadi GoTo (PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk). GoTo resmi melancarkan IPO dan membuka sahamnya untuk umum pada April 2022. Sebelumnya, Gojek sudah hadir di Indonesia sejak tahun 2010 digawangi oleh Nadiem Makarim yang kini menjabat sebagai Menteri Pendidikan.

Pada awal kemunculannya, Gojek menjadi perusahaan startup pertama di Indonesia yang meraih predikat unicorn, tepatnya pada tahun 2016. Prestasi pun terus terukir dengan berhasilnya Gojek meraih penghargaan Fortune’s Top 20 Companies. Dalam penghargaan tersebut. Gojek menduduki peringkat ke-17.

Gojek juga melebarkan sayap ke Vietnam dan Thailand hingga berhasil mendapatkan satu juta order per hari.

Tahun 2021, Gojek kembali membuat gebrakan melalui kerja sama dengan Tokopedia. Melalui kolaborasi tersebut, tercipta GoTo yang menggabungkan layanan e-commerce, on demand, serta layanan keuangan.

2. J&T Express

Selain Gojek, perusahaan startup Indonesia lainnya yang berhasil jadi startup decacorn adalah J&T Express yang bergerak di bidang ekspedisi. Meski terbilang belum lama hadir di Indonesia, perkembangan J&T Express rupanya justru terdorong oleh pandemi Covid-19.

Selama pandemi Covid-19, masyarakat lebih banyak memanfaatkan e-commerce untuk membeli barang. Maka, jasa ekspedisi secara otomatis juga kebanjiran order. J&T Express pun memanfaatkan kesempatan tersebut hingga pada akhirnya valuasinya naik mencapai level decacorn.

Nilai valuasinya pun lebih besar dari Gojek, yaitu US$20 miliar atau setara Rp285 triliun.

Baca Juga: Tahapan Pendanaan Startup: Dijelaskan dari Awal hingga IPO

3. Bytedance

Bytedance adalah perusahaan yang berasal dari China dan bergerak di bidang teknologi. Nilai valuasinya sangat besar bukan hanya di Asia tetapi juga dunia, yaitu US$140 miliar atau sekitar Rp2.000 triliun.

Bytedance adalah asal muasal dari aplikasi paling terkenal di dunia saat ini, yaitu TikTok. Sebelumnya, Bytedance mengakuisisi dan mengkombinasikan dua perusahaan startup, yaitu Musically dan Douyin menjadi TikTok.

TikTok kini menjadi aplikasi yang sangat digandrungi penggunanya. Hingga Juli 2022, aplikasi ini telah diunduh lebih dari 500 juta kali.

4. Grab

Selanjutnya ada perusahaan yang namanya sudah sangat dikenal di Indonesia bahkan menjadi saingan Gojek nih. Ada Grab, perusahaan yang bergerak di bidang jasa transportasi. Nilai valuasi perusahaan asal Singapura ini mencapai US$11 miliar atau setara Rp165 miliar.

Grab juga merupakan perusahaan startup decacorn pertama di Asia Tenggara pada tahun 2019. Pada awalnya, Grab didirikan oleh Anthony Tan dan Hooi Ling Tan dengan nama MyTeksi di Malaysia pada tahun 2012. Setahun kemudian, MyTeksi berekspansi ke Filipina, Singapura, dan Thailand serta berganti nama menjadi GrabTaxi.

Tahun 2014, GrabTaxi mendapatkan pendanaan Seri D dan resmi menjadi startup unicorn. Grabtaxi kemudian kembali berekspansi ke Vietnam dan Indonesia. Tak hanya menyediakan jasa transportasi, GrabTaxi juga menambah layanan lain seperti GrabCar, GrabFood, GrabBike, dan lain-lain. GrabTaxi juga mengubah namanya menjadi Grab pada tahun 2016.

Baca Juga: Apa Itu Unicorn, Decacorn, dan Hectocorn? Ini Perbedaannya

5. SEA Group

Siapa yang tidak tahu e-commerce Shopee, Grab, dan developer serta publisher game online Garena? Ketiga startup besar ini tergabung dalam satu induk yakni SEA Group. Sebuah startup asal Singapura yang telah resmi menjadi decacorn pada tahun 2019 lalu.

Sayangnya, pada April 2022, kapitalisasi SEA Group disebut-sebut melorot tajam lantaran regulasi ketat di India dan ‘bakar uang’. Sebelumnya pada Februari 2022, SEA Group kehilangan kapitalisasi pasar harian lebih dari US$ 16 miliar atau setara Rp228 triliun setelah India memblokir game besutannya, Free Fire yang merupakan aplikasi permainan populer di India.

Itu dia beberapa contoh perusahaan startup decacorn. Startup yang valuasinya sudah mencapai level decacorn idealnya memiliki strategi yang dapat mempertahankan atau bahkan meningkatkan nilai valuasinya. Namun, terkadang ada juga yang kehilangan nilai valuasi karena berbagai penyebab, seperti strategi yang kurang matang hingga kondisi pasar global yang tidak menentu.