11 Contoh Startup SaaS di Indonesia dan Asia Tenggara

Jan 13, 2023
SaaS startup

Kehadiran startup SaaS sangat memudahkan pengguna dalam menggunakan sebuah aplikasi hanya bermodalkan koneksi internet. Dahulu, sebelum era internet, pengguna harus melakukan instalasi software dan menyediakan penyimpanan data di komputer. 

Artinya, pengguna tidak akan bisa mengaksesnya di komputer lain yang tidak diinstal software tersebut. Ketika bepergian tanpa membawa komputer pun pengguna tidak bisa mengakses layanan. 

Kini hambatan tersebut telah hilang dengan adanya teknologi cloud computing. Dengan teknologi ini, developer dapat menyimpan software di cloud asalkan memiliki jaringan internet. Pengguna bahkan juga bisa menyimpan data di cloud. Aplikasi seperti inilah yang disebut Software as a Service (SaaS). 

SaaS merupakan penyedia layanan software yang penyimpannya menggunakan pihak ketiga sehingga aplikasi bisa diakses hanya dengan jaringan internet tanpa perlu menginstal. Pengguna pergi ke mana pun di seluruh dunia akan bisa mengaksesnya asalkan ada koneksi internet. 

Baca Juga: Mengenal Startup SaaS, Kelebihan, dan Kekurangannya

Pengguna juga tidak perlu memikirkan soal penyimpanan karena semuanya tersimpan di cloud. Startup SaaS di Indonesia dan Asia Tenggara juga mencapai ratusan jumlahnya. Berikut contoh startup SaaS di Indonesia dan Asia Tenggara.

1. ESB

ESB SaaS startup

ESB SaaS startup

PT Esensi Solusi Buana (ESB) merupakan perusahaan SaaS yang berupaya mengatasi masalah integrasi sistem bisnis kuliner. ESB didirikan oleh Gunawan Woen yang memiliki kecintaan terhadap dunia kuliner sejak kecil. 

Tahun 2016, Gunawan mendirikan ESB yang awalnya dirancang sebagai perencanaan sumber daya perusahaan. Namun, pada tahun 2018, ESB diminta untuk membantu menyelesaikan permasalahan di salah satu restoran besar di Indonesia. 

Dari sinilah, ESB mulai bergerak di bidang software berbasis komunitas untuk pasar restoran. 

2. Credibook

Credibook (PT Ruang Dagang Internasional) merupakan platform pembukuan usaha dan pencatatan keuangan digital. Menurut CEO dan Co-founder Credibook, Gabriel Frans, kesuksesan Credibook tidak terlepas dari kejelian dalam memisahkan layanan untuk ajang edukasi dan layanan untuk fokus berjualan. 

April 2022 lalu, Credibook memperoleh pendanaan terbaru Seri A sebesar US$8,1 juta atau sekitar Rp116 miliar. 

3. ZUZU Hospitality

Selanjutnya ada ZUZU Hospitality, sebuah startup SaaS yang berkantor pusat di Singapura dan memiliki sejumlah cabang di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia dan Vietnam. Awalnya, ZUZU bergerak di bisnis budget hotel (B2C), tetapi sekarang beralih ke memberikan solusi manajemen untuk sistem operasi hotel (B2B). 

Mengutip dailysocial.id, ZUZU dikabarkan mendapatkan pendanaan sebesar US$10,9 juta atau setara Rp158 miliar dipimpin oleh JG DEV diikuti oleh Visor Ventures. 

4. True Platform

True Platform merupakan perusahaan startup SaaS B2B yang menyediakan solusi manajemen teknologi untuk perusahaan global. Mereka berfokus untuk membangun platform yang mudah digunakan untuk perusahaan-perusahaan agar dapat meningkatkan penjualan, menumbuhkan loyalitas pelanggan, serta memperlancar jalur komunikasi. 

True Platform berasal dari Vietnam dan didirikan oleh sejumlah engineer di sana. 

5. Xendit

Xendit adalah startup fintech yang bergerak di bidang payment gateway. Xendit didirikan pada tahun 2016 oleh Moses Lo (CEO), Tessa Wijaya (COO), Bo Chen (CTO), dan Juan Gonzalez (CINO). 

Mereka mendapatkan pendanaan dari YCombinator di Sillicon Valley, Amerika Serikat. Xendit berfokus untuk menyediakan layanan pembayaran untuk UMKM. Konsepnya menyederhanakan proses integrasi ke berbagai fitur sistem pembayaran. 

Mei 2022 lalu, Xendit mendapatkan pendanaan seri D sebesar US$300 juta atau sekitar Rp4,4 miliar. Dengan pendanaan tersebut, startup yang sudah berstatus unicorn ini pun berencana ekspansi ke tiga negara seperti Thailand, Malaysia, dan Vietnam.

6. LummoSHOP

LummoSHOP (sebelumnya TOKKO/BukuKas) merupakan perusahaan startup SaaS yang memiliki misi mempercepat pertumbuhan bisnis UMKM di Indonesia serta negara-negara Asia Tenggara. LummoSHOP hadir sebagai solusi SaaS yang menghubungkan bisnis bagi pelaku usaha dan pemilik brand dalam membuka dan memaksimalkan peluang usaha dengan cara berjualan online. 

LummoSHOP didirikan pada tahun 2019 dan telah mendapatkan pendanaan lebih dari US$140 miliar dari Sequoia, Tiger Global Management, CapitalG, dan investor lainnya.

7. Caxe 

Caxe (sebelumnya C88 Financial Technologies) merupakan induk perusahaan dari CekAja.com di Indonesia dan eCompareMo.com di Filipina. Didirikan pada tahun 2013, Caxe telah mengumpulkan pendanaan lebih dari US$45 juta. Pemegang sahamnya juga merupakan investor di sektor keuangan global seperti Experian Ventures yang berbasis di San Fransisco, resposAbility Investments (Zurich), dan DEG yang berbasis di Cologne. 

Caxe telah mengakuisisi IDX Optus pada tahun 2019. Saat ini, Caxe telah memiliki lebih dari 400 karyawan di Indonesia, Filipina, Singapura, Thailand, Australia, dan Tiongkok. 

8. Kargo Technologies

Kargo Technologies merupakan platform yang menghubungkan orang yang membutuhkan jasa pengiriman muatan atau shipper dengan penyedia jasa pengiriman muatan baik personal maupun perusahaan yang terkualifikasi. 

Keunggulan yang ditawarkan adalah semua aktivitas dan transaksi antar pengirim dan vendor tercatat secara rinci, transparan dan aman lantaran terlindung oleh asuransi. 

Shipper dan vendor juga dapat berinteraksi selama transaksi, termasuk menggunakan aplikasi Kargo Shipper. Kargo Technologies didirikan oleh Yodi Aditya yang berpengalaman lebih dari 12 tahun di bidang teknologi. Sebelum mendirikan Kargo, Yodi merupakan CEO di Polatic Informatika dan CTO di Doocu.co.

9. OnlinePajak

OnlinePajak merupakan startup SaaS yang berfokus untuk memudahkan perusahaan menghitung, menyetor, dan melaporkan pajak. OnlinePajak terakhir mendapatkan pendanaan pada putaran seri C pada Juli 2021. 

Valuasinya pun naik sebesar US$179 juta.

OnlinePajak didukung sejumlah investor seperti Alpha JWC Ventures, Sequoia Capital India, Endeavor Catalyst, dan lain-lain. Layanan OnlinePajak mencakup Invoice, Payroll, dan Lainnya. Invoice mencakup fitur hitung/setor/lapor PPn dan PPh, pembuatan bukeu potong, faktur, validasi NPWP, dan lainnya.

Payroll mencakup fitur penggajian, termasuk pajak PPh 21, perhitungan gaji, dan slip gaji. Kemudian di kategori Lainnya, terdapat kanal pembayaran, pelaporan, dan pajak pribadi.

10. Nectico

Nectico merupakan platform koperasi dengan fitur yang didesain untuk memudahkan seluruh aktivitas yang ada dalam sebuah koperasi. Didirikan oleh lima orang di Bandung pada tahun 2019, kini Nectico sudah memiliki lima tim. 

Visinya ialah mendigitalisasikan koperasi untuk meningkatkan kesejahteraan bersama. Hingga saat ini, Nectico telah memiliki lebih dari 54 ribu anggota dan lebih dari 80 koperasi yang bergabung.

11. CyberArmyID

Cyber Army Indonesia (CyberArmyID) adalah perusahaan yang bergerak di bidang keamanan siber dan informasi, khususnya manajemen kerentanan. CyberArmyID menghubungkan bughunter dengan perusahaan; mengelola laporan kerentanan yang telah masuk; melakukan analisis dampak; dan memberikan rewards kepada partner yang berpartisipasi dalam pelaporan.

Selain itu, mereka juga memberikan pelatihan teknis dan awareness terkait keamanan informasi dan siber.

Itu dia deretan contoh startup SaaS di Indonesia dan Asia Tenggara. Ternyata cukup banyak startup SaaS dari Indonesia yang cakupannya bukan hanya lokal, tetapi mencapai level regional bahkan global.