Perbedaan Social Commerce dan E-Commerce

May 23, 2023
Social Commerce vs. E-Commerce, What Are the Differences?

Di manakah Anda biasa berbelanja? Jika Anda termasuk orang yang biasa berbelanja online, tentu Anda sudah tidak asing lagi dengan istilah e-commerce.

E-commerce merupakan singkatan electronic commerce yang secara harfiah berarti perdagangan elektronik. Istilah tersebut merujuk kepada semua bentuk transaksi yang menggunakan sistem elektronik melalui jaringan internet.

Saat ini, e-commerce telah menjadi pilihan berbagai kalangan, mulai dari generasi muda sampai orang tua, laki-laki dan perempuan dari berbagai kelas sosial. Berbelanja secara online dianggap lebih mudah dibandingkan jika harus datang ke toko. Semua transaksi dapat dilakukan hanya dalam satu genggaman tanpa harus meninggalkan rumah.

Setelah e-commerce, muncul pula social commerce yang meskipun sudah mulai dilirik untuk berbelanja, belum mencapai kepopuleran seperti e-commerce. Berbeda dengan e-commerce yang menggunakan website atau aplikasi yang khusus berfungsi untuk transaksi jual beli, social commerce lebih merujuk ke transaksi jual beli yang dilakukan melalui media sosial.

Tetapi, bukan hanya itu saja perbedaan di antara e-commerce dan social commerce. Sebelum masuk ke perbedaan di antara keduanya, pahami dulu apa itu e-commerce dan social commerce!

Baca Juga: 7 Jenis Fintech yang Berkembang di Indonesia

Pengertian E-Commerce dan Social Commerce

Perbedaan Social Commerce dan E-Commerce

Perbedaan Social Commerce dan E-Commerce (sumber: Freepik)

Berikut ini pengertian dari e-commerce dan social commerce.

E-commerce

Secara umum, e-commerce merujuk kepada platform online yang menjadi tempat untuk jual beli produk. Di e-commerce, produk-produk ditampilkan lengkap dengan deskripsi dan harga, kemudian pembeli hanya tinggal memilih produk dan memprosesnya sampai pembayaran selesai. Semua dilakukan dalam satu platform tanpa harus berpindah ke aplikasi atau website lainnya.

Lalu, pembeli menunggu sampai barang yang dibeli dikirimkan ke rumah. Contoh platform e-commerce di Indonesia ialah Tokopedia, Shopee, Lazada, BliBli, dan Bukalapak.

Social Commerce

Sementara itu, social commerce merujuk kepada aktivitas jual beli di media sosial. Media sosial menjadi tempat yang sangat strategis untuk berjualan karena di setiap media sosial ada karakter pengguna yang biasanya berbeda satu sama lain.

Misalnya, Facebook lebih banyak dipakai orang berusia 35-50 tahun ke atas, kemudian Instagram dominan oleh pengguna Gen Z dan milenial, sedangkan TikTok digandrungi para remaja hingga dewasa muda di seluruh dunia.

Social commerce merupakan terobosan baru dalam hal belanja online. Sambil bersosialisasi dengan pengguna lain, seseorang juga bisa melihat-lihat produk yang sudah terpampang di postingan media sosial.

Baca Juga: Apa Itu Social Commerce? Ini Pengertian dan Kelebihannya

Perbedaan E-commerce dan Social Commerce

Perbedaan Social Commerce dan E-Commerce (sumber: Freepik)

Perbedaan Social Commerce dan E-Commerce (sumber: Freepik)

Sekilas, sudah jelas terlihat ada perbedaan antara e-commerce dan social commerce dari segi platform yang digunakan. Berikut sejumlah perbedaan e-commerce dan social commerce.

1. Transaksi

Dari segi transaksi, e-commerce jauh lebih praktis jika dibandingkan dengan social commerce. Ketika seseorang membeli produk melalui e-commerce, ia dapat menyelesaikan transaksi tanpa keluar dari aplikasi tersebut, apalagi jika sudah terkoneksi dengan dompet digital.

Pada social commerce, pembeli masih harus melakukan transaksi di luar platform, khususnya untuk pembayaran. Hal ini terjadi karena media sosial hanya berfungsi sebagai tempat display yang sangat menarik untuk memajang dan memamerkan produk jualan.

2. Interaksi antara penjual dan pembeli

Perbedaan kedua yang cukup mencolok di antara e-commerce dan social commerce terdapat di interaksi. Di e-commerce, interaksi antara penjual dan pembeli dilakukan melalui pesan pribadi, diskusi, dan ulasan.

Karena memang berfungsi sebagai tempat jual beli, interaksinya pun lebih terbatas hanya seputar produk dan transaksi jual beli. Sementara itu, interaksi di social commerce terjadi melalui pesan pribadi dan kolom komentar.

Masing-masing penjual di social commerce memiliki kebijakan tersendiri dalam berinteraksi dengan konsumen. Namun, interaksi penjual dan pembeli di social commerce cenderung lebih halus karena lebih mudah dilihat oleh pengguna lain dan akan menjadi pertimbangan juga bagi calon pembeli.

3. Ulasan

Selanjutnya, perbedaan yang cukup mencolok adalah dari segi ulasan. Di e-commerce, ulasan sangat menentukan reputasi penjual.

Semakin banyak ulasan bagus, semakin banyak pula calon pembeli yang yakin untuk melanjutkan transaksi. Sementara itu, ulasan di social commerce belum terlalu banyak lantaran tidak diwajibkan oleh platform.

Akibatnya, ulasan pembeli di social commerce tidak terlalu penting bagi calon pembeli.

Baca Juga: 5 Contoh Social Commerce di Indonesia dan Asia Tenggara

4. Tampilan

Dari segi tampilan, e-commerce dan social commerce juga sangat berbeda. Tampilan e-commerce seragam untuk setiap toko. Perbedaan biasanya hanya terdapat pada bagian banner.

Pada social commerce yang berbasis media sosial, penjual bisa lebih kreatif dalam mendisplay produk mereka. Tampilannya bisa berupa foto, video, bahkan konten audiovisual tergantung dari segmen pembeli yang dibidik.

5. Pemanfaatan media sosial

Terakhir, perbedaan antara e-commerce dan social commerce terdapat pada pemanfaatan media sosial. Tidak semua toko di e-commerce memiliki akun media sosial atau memanfaatkan media sosial untuk memasarkan produknya.

Penjual justru biasanya akan lebih fokus untuk mengiklankan produknya di platform e-commerce itu sendiri.

Sedangkan pada social commerce, media sosial jelas sangat diandalkan karena memang berbasis media sosial. Berbagai fitur yang ada di media sosial pun dimanfaatkan semaksimal mungkin, misalnya Reels pada Instagram, beragam filter pada TikTok, dan juga fitur promosi untuk menjangkau target pasar yang sesuai.

Secara umum, hingga saat ini e-commerce masih menjadi pilihan utama bagi banyak orang untuk berbelanja. Social commerce masih perlu berbenah agar dapat merebut tempat e-commerce sebagai pilihan utama.

Namun demikian, perkembangan social commerce juga sangat pesat dan dengan ditambah karakter antar generasi yang berbeda-beda, social commerce dapat menjadi alternatif tempat berbelanja di masa depan.

Nah itu dia perbedaan antara e-commerce dan social commerce. Manakah yang jadi pilihan Anda untuk berbelanja?