Startup teknologi perunggasan terbesar di Indonesia, Pitik, raih pendanaan Seri A senilai 206 miliar dari Alpha JWC Ventures untuk pengembangan teknologi ekosistem peternakan unggas

May 19, 2022

Jakarta, 19 Mei 2022 – Startup teknologi unggas terbesar di Indonesia, Pitik, hari ini mengumumkan putaran pendanaan Seri A senilai USD 14 juta (206 miliar rupiah) yang dipimpin oleh Alpha JWC Ventures dengan partisipasi dari MDI Ventures dan Wavemaker Partners. Dengan dana segar ini, Pitik akan terus mengembangkan teknologi serta memperluas ekosistemnya untuk memberdayakan lebih banyak peternak ayam di Indonesia.

Diluncurkan pada pertengahan 2021 oleh duo pengusaha Arief Witjaksono dan Rymax Joehana, Pitik dibangun atas misi untuk memberdayakan peternak unggas di Indonesia. Perusahaan ini tengah membangun komunitas peternak unggas terbesar di Indonesia dan membekali mereka dengan solusi end-to-end di bidang teknologi, pembiayaan, dan rantai pasokan. Melalui layanannya, Pitik mengatasi inefisiensi dalam produksi peternakan unggas dan memperlancar rantai pasok untuk menciptakan ekosistem yang adil bagi peternak untuk tumbuh dan meningkatkan kesejahteraannya. 

Dukungan yang disediakan Pitik ternyata sangat dibutuhkan oleh peternakan lokal yang selama ini menghadapi masalah efisiensi yang rendah, kesulitan operasional, dan keterlambatan atau bahkan gagal bayar saat panen. Masalah-masalah seperti ini mengakibatkan tingkat kematian unggas skala nasional yang 5-8 kali lebih tinggi dari rata-rata global dan kebocoran pendapatan tahunan hingga Rp 2 miliar per peternakan akibat tingkat pertumbuhan ayam yang buruk, yang dapat dihindari jika ada perawatan dan manajemen peternakan yang lebih baik.

Baca Juga: Manajemen Krisis Perusahaan, Pentingkah untuk Startup?

Pitik membekali peternak dengan teknologi manajemen peternakan yang komplit (full-stack farm management) untuk meningkatkan produktivitas mereka. Setelah bergabung dengan ekosistem Pitik, setiap kandang akan dipasang sistem IoT (internet-of-things) yang dapat dikontrol dan dipantau melalui aplikasi Pitik. Di samping teknologi, Pitik memanfaatkan ekosistemnya untuk memasok sapronak (sarana produksi peternakan) dengan kualitas tinggi, menyediakan layanan pembiayaan, serta kemudian mengambil hasil panen dengan harga terbaik dan jaminan pembayaran. Dengan ini, Pitik dapat menjadi mitra terpercaya bagi peternak unggas di sepanjang siklus usaha mereka.

Teknologi dan sistem Pitik telah terbukti berhasil memberdayakan dan meningkatkan efisiensi produksi mitra ternaknya (‘Kawan Pitik’). Berdasarkan data terakhir yang diperoleh, peternak Kawan Pitik berhasil menekan angka kematian hingga setengah (turun 50%) dan meningkatkan rasio konversi pakan sebesar 12% dibandingkan angka rata-rata nasional, yang pada akhirnya turut meningkatkan pendapatan mereka.

“Kami telah membuktikan efektivitas teknologi kami dalam membantu peternak meningkatkan hasil panen. Impian besar kami adalah memberdayakan semua peternak unggas di Indonesia melalui layanan terpadu kami dan memastikan kami dapat meningkatkan taraf hidup mereka. Pendanaan ini akan membantu kami menjangkau lebih banyak peternak serta untuk mendorong inovasi teknologi lebih lanjut dalam sektor peternakan, ”kata Co-Founder dan CEO Arief Witjaksono.

Dalam kurun waktu satu tahun, Pitik telah bermitra dengan ratusan petani di 53 kecamatan di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Dari jaringan peternak ini, Pitik mampu menjual lebih dari 16 juta ekor ayam per tahun – menjadikan Pitik sebagai startup perunggasan terbesar secara ukuran bisnis di Indonesia.

Baca Juga: Tahapan Pendanaan Startup: Dijelaskan dari Awal hingga IPO

Dengan pendanaan Seri A ini, Pitik akan terus mengembangkan teknologi canggih dan produk otomatisasi pertanian yang akan meningkatkan produktivitas pertanian lebih jauh. Perusahaan juga menargetkan untuk ekspansi ke seluruh wilayah Jawa tahun ini dan ke pulau-pulau lain di 2023. Pitik juga akan memperluas bisnisnya ke layanan hilir seperti pemrosesan dan distribusi ayam ke pengguna akhir.

“Kami telah membuka peluang bisnis hulu di bidang peternakan unggas. Memperluas layanan ke sektor hilir membuat kami dapat membantu petani mendapatkan margin yang lebih tinggi lagi. Ini selaras dengan misi kami untuk menjadi mitra peternak di semua titik perjalanan bisnis mereka,” kata Co-Founder dan COO Rymax Joehana. “Tidak hanya itu, ini juga berarti Pitik dapat menyediakan ayam yang lebih sehat dan berkualitas lebih tinggi untuk konsumen Indonesia karena produk yang dijual oleh Pitik diambil dari ekosistem peternak sendiri yang telah memiliki standar kontrol kualitas yang ketat.”

Pendanaan ini juga akan digunakan untuk ekspansi tim Pitik di segi teknologi, operasional, dan pengembangan ternak.

Baca Juga: Apa Itu Etika Bisnis: Pengertian, Manfaat, dan Contohnya

“Kami menyambut semua orang yang memiliki passion di bidang peternakan dan pemberdayaan petani untuk bergabung dengan Pitik dan membantu peternak unggas di seluruh Indonesia,” kata Rymax.

“Kami sangat antusias untuk bekerja bersama Arief dan Rymax. Pitik telah membangun solusi lengkap manajemen pemeliharaan ternak unggas berbasis teknologi yang memungkinkan mereka untuk menawarkan harga yang kompetitif dan suplai input ternak yang stabil. Melalui kerja sama dengan integrator industri dan pelaku ekosistem, Pitik berhasil mendapatkan traksi awal yang sangat baik.  Kami percaya bahwa keunggulan ini akan memosisikan Pitik di garda terdepan pengembangan rantai pasok peternakan unggas di seluruh Indonesia.” kata Eko Kurniadi, Partner di Alpha JWC Ventures.